Kami Sharing Semua Hal Disini

Pasang Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNsqNWa8KfP5i4R6gmGWrRZNnVWTFQsyAcdl1vW5bCvxiWMzgsrXxxUqBzoGaav1aQ1NXoPQFsqAXaJCHHG6Q_MtIuzNKm2Dn0pNlqOdNcbTNT0VWrF4urPNIHSaFV-a0Xf5GRPm7jfPk/s1600/Banner+728+x+90+pixels.gif
Diberdayakan oleh Blogger.

Pasang Iklan Gratis

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDZP14X0jzt00rrgtIXDtVLQoa-c7YzmPf69zKs99tVPl049BcfV568F9kf747CMfVjvz-i5KltGxswmENJPbfPkyOgGKGjfzWvdFQnx2iz4InF2d2MSpbxBj_gATwOoCua2U6-KDQf6A/s1600/Banner+468x60.gif

Kisah sukses seorang pemulung sampah


Kisah sukses seorang pemulung sampah




*Sunarno*

 Bapak Sunarno, seorang mantan pemulung yang sekarang menjadi
orang kaya berkat ketekunannya menjalankan bisnis MLM Forever Young
Indonesia. Kesuksesannya menarik perhatian Rhenald Kasali sehingga Bapak
Sunarno menjadi bintang tamu dalam acara SOLUSI RHENALD KASALI di ANTeve di
awal tahun 2002.

*Dulu ia mencari nafkah dengan mengais-ngais sampah. Kini ia jadi jutawan
MLM karena mensukseskan orang lain. *
 
Prestasi yang diraihnya memang paling cepat dibanding yang lain. Hanya dalam
kurun 27 bulan, ia berhasil menempati peringkat Senior Network Director,
posisi tertinggi di Forever Young MLM. Jaringannya kini sudah lebih dari 100
ribu orang, tersebar di seluruh Indonesia. Seiring dengan itu, penghasilan
di atas Rp15 juta per bulan, sepeda motor, mobil, rumah, dan berbagai bonus
wisata ke luar negeri telah dinikmatinya.
  
 
 
 
 
Tantangan  yang di hadapi:
 
 
*Berebut bonggol kubis*
 
Lantaran lahir dari keluarga miskin, Sunarno hanya bisa menamatkan SD. Lebih
prihatin lagi, sejak kecil ia sudah yatim piatu. Terpaksa ikut orang ke
beberapa kota, jadi kacung untuk sekedar bisa hidup. Tapi itu tidak lama
dilakoni. Ketika kembali ke Solo, akhirnya ia memilih profesi pemulung. Kok
jadi pemulung? "Saya bosan jadi kacung yang selalu disuruh-suruh orang. Jiwa
saya ingin kebebasan," jawabnya.
Tinggal di daerah kumuh yang berjarak 500 meter dari tempat pembuangan
sampah. Pekerjaannya mengais-ngais sampah, mengumpulkan barang bekas.
Plastik dan kardus jadi incarannya. Setiap hari ia bersama teman-teman
menanti datangnya truk sampah. Begitu mobil pembawa rejeki tiba, mereka
berlarian mendekat, lalu berebut barang-barang bekas - siapa cepat, dia
dapat. "Apalagi yang namanya balung (tulang sapi - red). Itu ibarat emas
bagi kami. Nilainya tinggi kalau dijual," jelas ayah dua anak ini.
 
Ia sendiri pernah merasa amat bahagia sewaktu mendapatkan bonggol kubil
(kol). Soalnya "benda berharga" itu didapatnya setelah mengalahkan beberapa
saingan. Lewat "kompetisi" yang ketat ia berhasil mendapatkannya. "Hati saya
bangga dan puas karena itu suatu prestasi," katanya tersenyum. Ada satu hal
lagi yang membahagiakan hatinya, yaitu saat menyetel radio tatkala masih
hidup di kolong jembatan."Sayangnya tak terkira, sama bahagiannya dengan
orang naik Mercy atau Volvo," tambah ayah tiga anak ini.
 
Sinar terang perubahan hidup mulai tampak pada 1994, ketika tetangganya
memperkanalkan bisnis MLM. Hampir tiap hari tetangga sebelah bercerita,
walau kadang-kadang ia tidak menangkap maksudnya. Maklum cuma lulusan SD.
Jangankan ngerti, untuk hafal nama MLM yang berbahasa Inggris itu saja susah
banget. "Seminggu belum hafal," katanya tertawa. "Tadinya saya nggak
mikirin. Tapi lantaran sering dengar dan lihat, lama-lama hafal juga."
 
Usaha untuk mengatasi :
Menurut Sunarno, kunci keberhasilannya hanya satu: keyakinan. Sebab
keyakinan itu seakan-akan kenyataan. Ia tumbuh dari penguasaan materi dan
belajar dari orang-orang sukses. Bila ingin sukses, bergabunglah dengan
orang-orang sukses, minimal ketularan. Motivasinya dalam berusahan sederhana
saja: kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak bisa. Pasti bisa!
 
Nilai yang dapat saya petik :
 
Dalam mewujudkan usaha  sekolah ataupun berpendidikan tinggi pun tidak cukup,
tetapi di perlukan juga bergabung atau belajar dari orang-orang yang berpengalaman dan keberhasilan 
tidak akan hilang selama kita masih ada kemauan untuk mewujudkannya.
 

Related Post:

0 Komentar untuk " Kisah sukses seorang pemulung sampah "
Back To Top